Sunday, July 11, 2010

Solusi Masalah Susut Panen Padi Melalui Teknologi Tepat Guna

Oleh: Dr.Ir. Rokhani Hasbullah, MSi

Penerapan teknologi yang lebih ekonomis, efisien dan efektif terkadang terkendala oleh faktor sosial masyarakat setempat. Kasus penolakan penggunaan power thresher bukan karena kinerja alsin tsb yang kurang memadai, bukan karena petani atau penderep yang dirugikan, melainkan oleh sekelompok kecil masyarakat yang tidak terkait secara langsung dalam sistem produksi, mereka itulah para pengeprik yang mengais rizki melalui sisa-sisa gabah yang tidak terontok. Memang dijumpai beberapa kendala dalam penggunaan power thresher, antara lain: (i) penderep tidak terbiasa melakukan panen potong atas (5 cm dibawah malai), mereka sudah terbiasa panen potong tengah atau bawah yang menurutnya lebih cepat, (ii) power thresher cukup berat tidak 'movable' sehingga menyulitkan untuk memindahkan dari lahan yang satu ke lahan lain, diperlukan empat orang untuk memindahkannya, dan (iii) prasarana jalan-jalan pematang (farm road) yang kurang memadai apalagi disaat musim penghujan.

Penggunaan pedal thresher sebetulnya lebih disukai penderep, namun karena masih terlalu berat maka penderep enggan menggunakannya. Setahun yang lalu ketika berdiskusi dengan Bpk Kepala Dinas Pertanian, terpikirkan akan perlunya pedal thresher yang 'movable'. Ide ini sempat diwujudkan oleh mahasiswa Teknik Pertanian IPB memalui program kreativitas mahasiswa bidang penerapan teknologi (PKM-T) dan Alhamdulillah memenangkan Juara II tingkat nasional.

Sebetulnya pedal thresher yang 'movable' telah dikembangkan di Subang oleh Bpk Ana Nasir Munawar (ANM). Pedal thresher model ANM ini sangat ringan tidak lebih dari 10 kg sehingga mudah ditenteng. Harganyapun murah hanya Rp 120.000 untuk model ANM G-1 dan Rp 190.000 untuk model ANM G-2. Model ANM G-2 adalah tipe 'knock down' bisa dibongkar pasang sehingga lebih mudah membawanya. Kapasitas perontokannya mencapai 150 kg/jam pada putaran 380 rpm. Persentase gabah tidak terontok hanya 1,6 % dengan rata-rata susut perontokan sebesar 3,15 %. Semoga teknologi tepat guna karya pak Nasir ini menjadi solusi dalam penurunan susut pascapanen.

Read more...

Alat dan Mesin Pertanian untuk Pasca Panen Padi

Tentang alat dan mesin pertanian untuk pasca panen padi tidak identik harus yang canggih atau serba mesin. Yang perlu lebih dipahami adalah tujuan dari kegiatan pasca panen padi, yakni agar dihasilkan mutu gabah dan beras yang berkualitas, sehingga harga gabah atau beras yang dinikmati petani bisa lebih tinggi.

Untuk itu perlu dipahami bahwa penanganan pasca panen padi adalah merupakan subsistem dari sistem agribisnis padi yang mencakup kegiatan mulai dari panen sampai dengan menghasilkan beras atau tepung beras.

Ada beberapa tahap kegiatan dalam pasca panen padi yaitu panen, perontokan, pengeringan, penggilingan, pengemasan dan penyimpanan.

Tujuan dari pemanenan padi yakni memperoleh gabah yang sebanyak-banyaknya. Untuk itu langkah-langkahnya: tetapkan waktu panen yang tepat. Cirinya di antaranya kadar air 23 –27 %, kenampakan malai 90 % kuning. Selanjutnya siapkan tenaga. Siapkan alat : ani-ani, thresher, reaper, dll. Siapkan wadah : karung, keranjang, dll.Siapkan tali. Potong batang padi bagian atas, tengah atau bawah sesuai dengan cara perontokan. Masukkan ke dalam wadah atau diikat. Angkut ke tempat proses selanjutnya.

Langkah berikutnya adalah perontokan gabah. Tujuannya untuk mendapatkan gabah sebanyak-banyaknya. Caranya: Siapkan alat perontok (bisa pakai iles, atau pedal thresher), Siapkan alas, Siapkan wadah : karung, dll, lakukan perontokan secara manual atau mekanis, kumpulkan gabah hasil perontokan; Masukkan gabah ke dalam karung; Angkut ke tempat proses selanjutnya.

Selanjutnya gabah perlu dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah mendapatkan gabah dengan kadar air 14 %. Pengeringan bisa dilakukan dengan penjemuran atau alat pengering (mesin dryer). Lalu simpanlah gabah tersebut. Tujuannya adalah untuk memperpanjang daya simpan dan mempertahankan kualitas. Gabah tersebut sewaktu waktu sudah siap untuk digiling menjadi beras.

Sumber: www.sinartani.com

Read more...

PRODUSEN DAN KAPASITAS PRODUKSI TRAKTOR DI INDONESIA

Beberapa alsintan dengan berbagai variasi model yang telah dikembangkan dan diproduksi oleh perusahan besar di Indonesia secara umum antara lain:
1. PT. Yanmar Agricultural Machinery Manufacturing Indonesia: traktor roda 4, power tiller, mini tiller, rice mill equipment, dan lain-lain.
2. PT Kubota Indonesia: Diesel engine, single cillinder, generator, power tiller, ridding tiller, water pump, rice milling unit (RMU), dan lain-lain.
3. PT. Agrindo : traktor roda 4, power reaper, RMU, dryer, pemisah menir, huller, rice polisher, paddy cleaner, diesel engine, power tiller, pompa air, dan lain-lain.
4. CV. Karya Hidup Sentosa: traktor roda 2, dan distribusi berbagai implemen pengolahan tanah, power thresher, RMU, Rice polisher, alat panen, pompa air, dan lain-lain.
5. PT. Traktor Nusantara : perusahaan ini lebih banyak distributor memproduksi traktor roda empat dengan merek Massey Ferguson.
6. PT. Altrak 1978 : distribusi traktor roda empat dengan merek New Holland.
7. PT. Bina Pertiwi : distributor merek traktor Kubota 4-roda pabrikan dari Jepang.
8. PT. Satrindo Mitra Utama : dengan merek dagang traktor roda empat John Deere.

Berdasarkan data yang didapatkan dari Departemen Perindustrian (2008), produk traktor yang ada di Indonesia terdiri dari beberapa tipe : (i) sophisticated hand tractor; (ii) simple hand tractor; (iii) mini tractor; dan (iv) four-wheel drive tractor. Sophisticated hand tractor dan simple hand tractor merupakan traktor jenis 2-roda dengan tenaga penggerak maksimal 15 hp, poros tunggal, dan dikendalilikan oleh tangan oleh pengemudi atau operator. Sedangkan mini tractor adalah jenis traktor 4-roda dengan kapasitas tenaga kurang dari 25 hp. Dan four-wheel drive tractor adalah traktor 4-roda dengan tenaga antara 25 hp – 50 hp dan 50 hp ke atas.

Produsen sophisticated hand tractor didominasi oleh PT. Pupuk Iskandar Muda. Data ini yang diambil dari Departemen Perindustrian ini menunjukkan bahwa kapasitas produksi jenis traktor ini cukup besar, karena kebutuhan pasar juga sangat besar. Jenis traktor ini lebih banyak diekspor untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri.

Jenis traktor lain yang banyak beredar di Indonesia adalah simple hand tractor. Jenis traktor ini banyak digunakan oleh para petani padi dan palawija. Ada empat perusahaan yang memproduksi jenis traktor ini. Jumlah kapasitas produksi terpasang terbesar adalah CV. Karya Hidup Sentosa (lihat pada Tabel 6).

Untuk jenis traktor mini (mini tractor) banyak diserap oleh industri perkebunan. Pemain utama di segmen traktor ini adalah PT. Bhinneka Swadaya Inti dengan kapasitas 3.800 unit dan PT. Bina Pertiwi dengan 2.000 unit.

Untuk produsen traktor roda empat, masih dikuasai oleh perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan-perusahaan tersebut juga merupakan representatif perusahaan yang ada di luar negeri seperti Kubota, Yanmar, dan beberapa perusahaan asing dari Eropa. Perusahaan tersebut mengimpor mesin-mesin dan komponen kritikal yang tidak dapat dibuat sendiri oleh perusahaan dalam negeri dan kemudian proses assembling dilakukan di Indonesia. Produk akhir berupa traktor kemudian dipasarkan di dalam negeri dan sebagiannya untuk diekspor.

Data kapasitas produksi terpasang tidak tersedia, data yang tersedia juga kurang dapat dipertanggungjawabkan.

Untuk The Big Player di dalam industri traktor tidak ada data sekunder yang tersedia untuk dipublikasikan. Namun berdasarkan pengamatan dalam survey lapangan dan observasi tenaga ahli, beberapa perusahaan besar yang menguasai pasar traktor di Indonesia adalah Kubota Indonesia, Yamindo, KHS, Agrindo, Traktor Nusantara, Altrak 1978, Bina Pertiwi. Perusahaan ini memiliki branding positioning yang baik. Sehingga wajar bila merek traktor yang banyak beredar adalah merek traktor yang diproduksi oleh perusahaan tersebut, baik itu traktor 2-roda maupun traktor 4-roda.

Oleh: M. Ihsanur, konsultansi-agroindustri.blogspot.com

Read more...

Kebutuhan Traktor Pertanian Tumbuh 15%

09 Mar 2010
Harian Ekonomi Neraca

NERACA, Jakarta - Kebutuhan alat berat untuk pertanian seperti traktor, diprediksikan akan mengalami peningkatan 15% pada tahun 2010. Pasalnya, akan terjadi peningkatan produksi pertanian yang dilakukan melalui program ekstensifikasi maupun intensifikasi.

"Rata-rata, kebutuhan traktor pertanian setiap tahun sebanyak 200 juta unit," kata C. Triharso, Direktur Mesin Industri Ditjen Industri Logam Mesin tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian di Jakarta, Senin (8/3).
Menurut Triharso, untuk menutupi peningkatan kebutuhan traktor kemungkinan besar akan dipasok dari impor. Alasannya, produksi traktor dalam negeri hanya mencapai 120 ribu unit pertahun. "Utilisasi kita hanya sebesar 60%-70% per tahun, belum mencapai Kapasitas maksimal. Selain itu masyarakat juga banyak yang memilih produk impor," terangnya.

Untuk tahun 2010 ini, lanjut Triharso, industri traktor pertanian menargetkan untuk mampu meningkatkan pasar dalam negeri. "Produk kita kalau dari segi kualitas dapat bersaing dengan China, tapi China banyak mengirim produk dengan harga rendah, sehingga kita kesulitan bersaing," jelasnya.

Triharso menyebut, untuk dapat meningkatkan daya saing dengan produk China, pihaknya melakukan upaya pembinaan terhadap industri dalam negeri dan melakukan pelatihan dalam bentuk pembinaan. "Dari hasil pembinaan kita sudah ada yang memproduksi traktor dengan kapasitas bagus di Tegal. Sekarang mereka sudah mendapat kontrak ekspor ke Afrika. Biasanya di bawah binaan kita mendapat bantuan fasilitas pengujian standar," tutur Triharso.

Mesin pertanian Triharso juga mengungkap, impor mesin pertanian diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 20% pada tahun 2010. Tahun 2008, nilai impor mesin pertanian sebesar USS 314 juta. Sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi sekitar USS 376,8 juta. "Peningkatan ini dipengaruhi oleh permintaan kebutuhan pertanian, sementara dalam negeri belum mampu memasok pertumbuhan permintaan tersebut," urainya.

Lebih lanjut, Traharso mengatakan, dari total impor mesin pertanian di tahun 2009, sekitar 60% berasal dari China, disusul Thailand dan Malaysia. Namun permintaan impor mesin China ini akan mengalami penurunan di tahun 2010. Alasannya, karena tidak adanya layanan puma jual. "Petani kita sudah mulai pandai, mereka sudah tidak mau menggunakan mesin China karena kalau rusak tidak bisa di perbaiki," jelasnya.

Sementara itu, untuk menghadang mesin-mesin pertanian yang masuk ke Indonesia dengan kualitas rendah, Triharso menegaskan Kementerian Perindustrian tidak dapat mengunakan instrumen SNI wajib. Pasalnya, industri mesin pertanian banyak dipasok dari Usaha Kecil dan Menegah yang belum siap menerapkan SNI. maul

Read more...

About This Blog

Blog ini dibuat hanya untuk ikut sumbangsih ide untuk pertanian. Tanpa pertanian, takkan ada pangan. Tanpa ada pangan, takkan ada kecukupan gizi. Tanpa ada kecukupan gizi, takkan ada bangsa yang kuat.
Bravo pertanian Indonesia............

Apa yang anda lakukan apabila anda ingin menunjukkan kepedulian anda terhadap pertanian Indonesia?

  © Blogger template Coozie by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP