Sunday, July 11, 2010

Kebutuhan Traktor Pertanian Tumbuh 15%

09 Mar 2010
Harian Ekonomi Neraca

NERACA, Jakarta - Kebutuhan alat berat untuk pertanian seperti traktor, diprediksikan akan mengalami peningkatan 15% pada tahun 2010. Pasalnya, akan terjadi peningkatan produksi pertanian yang dilakukan melalui program ekstensifikasi maupun intensifikasi.

"Rata-rata, kebutuhan traktor pertanian setiap tahun sebanyak 200 juta unit," kata C. Triharso, Direktur Mesin Industri Ditjen Industri Logam Mesin tekstil dan Aneka, Kementerian Perindustrian di Jakarta, Senin (8/3).
Menurut Triharso, untuk menutupi peningkatan kebutuhan traktor kemungkinan besar akan dipasok dari impor. Alasannya, produksi traktor dalam negeri hanya mencapai 120 ribu unit pertahun. "Utilisasi kita hanya sebesar 60%-70% per tahun, belum mencapai Kapasitas maksimal. Selain itu masyarakat juga banyak yang memilih produk impor," terangnya.

Untuk tahun 2010 ini, lanjut Triharso, industri traktor pertanian menargetkan untuk mampu meningkatkan pasar dalam negeri. "Produk kita kalau dari segi kualitas dapat bersaing dengan China, tapi China banyak mengirim produk dengan harga rendah, sehingga kita kesulitan bersaing," jelasnya.

Triharso menyebut, untuk dapat meningkatkan daya saing dengan produk China, pihaknya melakukan upaya pembinaan terhadap industri dalam negeri dan melakukan pelatihan dalam bentuk pembinaan. "Dari hasil pembinaan kita sudah ada yang memproduksi traktor dengan kapasitas bagus di Tegal. Sekarang mereka sudah mendapat kontrak ekspor ke Afrika. Biasanya di bawah binaan kita mendapat bantuan fasilitas pengujian standar," tutur Triharso.

Mesin pertanian Triharso juga mengungkap, impor mesin pertanian diprediksi akan mengalami peningkatan hingga 20% pada tahun 2010. Tahun 2008, nilai impor mesin pertanian sebesar USS 314 juta. Sedangkan pada tahun 2009 meningkat menjadi sekitar USS 376,8 juta. "Peningkatan ini dipengaruhi oleh permintaan kebutuhan pertanian, sementara dalam negeri belum mampu memasok pertumbuhan permintaan tersebut," urainya.

Lebih lanjut, Traharso mengatakan, dari total impor mesin pertanian di tahun 2009, sekitar 60% berasal dari China, disusul Thailand dan Malaysia. Namun permintaan impor mesin China ini akan mengalami penurunan di tahun 2010. Alasannya, karena tidak adanya layanan puma jual. "Petani kita sudah mulai pandai, mereka sudah tidak mau menggunakan mesin China karena kalau rusak tidak bisa di perbaiki," jelasnya.

Sementara itu, untuk menghadang mesin-mesin pertanian yang masuk ke Indonesia dengan kualitas rendah, Triharso menegaskan Kementerian Perindustrian tidak dapat mengunakan instrumen SNI wajib. Pasalnya, industri mesin pertanian banyak dipasok dari Usaha Kecil dan Menegah yang belum siap menerapkan SNI. maul

1 comment:

Oleg December 7, 2019 at 1:48 PM  

Saya ingin berbagi kesaksian tentang bagaimana layanan pendanaan Le_Meridian membantu saya dengan pinjaman 2.000.000,00 USD untuk membiayai proyek pertanian ganja saya, saya sangat berterima kasih dan saya berjanji untuk membagikan perusahaan pendanaan yang sah ini kepada siapa pun yang mencari cara untuk memperluas bisnisnya project.the company adalah perusahaan pendanaan UK / USA. Siapa pun yang mencari dukungan keuangan harus menghubungi mereka di lfdsloans@outlook.com Atau lfdsloans@lemeridianfds.com Bpk. Benjamin juga menggunakan whatsapp 1-989-394-3740 untuk mempermudah segala pemohon.

Post a Comment

About This Blog

Blog ini dibuat hanya untuk ikut sumbangsih ide untuk pertanian. Tanpa pertanian, takkan ada pangan. Tanpa ada pangan, takkan ada kecukupan gizi. Tanpa ada kecukupan gizi, takkan ada bangsa yang kuat.
Bravo pertanian Indonesia............

Apa yang anda lakukan apabila anda ingin menunjukkan kepedulian anda terhadap pertanian Indonesia?

  © Blogger template Coozie by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP